Menjalankan bisnis memang bukan sebuah perkara yang mudah, terkadang Anda bisa menemukan berbagai masalah dalam pengelolaannya. Salah satunya adalah masalah dead stock. Dead stock adalah istilah yang digunakan untuk merujuk keadaan di mana barang persediaan di gudang tidak bisa lagi dijual karena alasan usang atau rusak. Hal ini tentu akan menimbulkan kerugian bagi bisnis Anda.
Deadstock biasanya terjadi karena pemilik usaha terlalu lama menyimpan barang di dalam gudang, sehingga barang tersebut lama kelamaan rusak dan tidak bisa digunakan atau dijual lagi. Oleh karena itu, penting bagi pemilik bisnis untuk mengendalikan persediaan barang. Jangan sampai ada barang berlebih di dalam gudang yang akan menyebabkan dead stock.
Jika Anda memiliki sebuah bisnis, dan khawatir jika produk di gudang Anda akan mengalami dead stock karena disimpan terlalu lama, maka Anda perlu menyimak tips mengatasi dead stock berikut ini agar produk Anda terhindar dari risiko dead stock yang dapat merugikan perusahaan. Yuk, cari tahu selengkapnya di dalam artikel ini!
Pengertian Dead Stock
Dead stock adalah persediaan barang yang tidak dapat dijual karena barang sudah usang atau tidak laku lagi di pasaran. Istilah dead stock juga mencakup barang-barang yang rusak, kadaluarsa, produk musiman sisa, hingga pengiriman yang salah. Kondisi ini biasanya terjadi karena gudang memiliki jumlah persediaan barang yang berlebih, sehingga barang ditumpuk di gudang untuk waktu yang lama dan mengakibatkan menurunya kualitas.
Barang yang disimpan di dalam gudang sebagai bahan persediaan akan berada di gudang hingga permintaan pesanan muncul. Dalam hal ini, terdapat istilah yang dikenal sebagai fast moving dan slow moving. Fast moving dan slow moving adalah istilah yang digunakan untuk menandai pergerakan barang. Cara menentukan slow moving dan fast moving dapat dilakukan dengan melihat pergerakan barangnya.
Fast moving adalah jenis barang yang cepat laku terjual, sementara slow moving adalah jenis barang yang kurang laku terjual. Adapun contoh barang fast moving dan slow moving dapat dilihat dari durasi masa pakainya serta laku atau tidaknya barang tersebut di pasaran
Contoh fast moving meliputi barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memiliki permintaan cukup tinggi, seperti sabun, shampoo, dan lain-lain yang memiliki masa pakai sebentar. Sementara, contoh slow moving merujuk kepada barang-barang yang pergerakan permintaanya tidak begitu banyak dan masa pakainya juga lama, seperti motor atau mobil.
Istilah dead stock ini juga digunakan dalam dunia farmasi yang dikenal dengan istilah dead stock obat. Dead stock obat adalah item persediaan obat atau alat kesehatan lainnya yang tidak berhasil dijual dalam waktu minimal 3 bulan. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk di gudang dan menjadi dead stock.
Barang-barang yang mudah kadaluarsa dan rusak seperti makanan atau obat-obatan akan dengan cepat menjadi dead stock jika pengelolaan tidak benar. Oleh karena itu, penting bagi pemilik bisnis untuk tahu cara menganalisa barang fast moving dan slow moving agar risiko dead stock yang terjadi pada barang bisa diminimalisir.
Baca juga: Pentingnya Memahami Cara Membuat Sistem Stok Barang Gudang Toko Anda
Faktor Penyebab Deadstock
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan sebuah barang mengalami dead stock dan tidak bisa dijual lagi. Apa saja? Simak ulasannya berikut ini!
Permintaan Rendah
Dalam menjalankan bisnis, permintaan pesanan dari pelanggan adalah sebuah aspek yang penting dan menjadi pilar jalannya sebuah bisnis. Jika jumlah permintaan rendah, barang akan bertumpuk begitu saja di dalam gudang. Jumlah permintaan yang rendah dan perkiraan atau forecasting yang buruk, bisa membuat sebuah persediaan berakhir dead stock.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan permintaan rendah, seperti adanya perubahan tren, perubahan preferensi pelanggan, hingga terdapat perusahaan pesaing yang menciptakan produk dengan kualitas produk yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengecek tren pasar serta memperkirakan persediaan barang yang tepat agar risiko barang mengalami deadstock bisa dikurangi.
Kesalahan Perhitungan
Kesalahan perhitungan stok barang juga bisa menjadi faktor penyebab persediaan menjadi dead stock. Hal ini karena kesalahan stock opname atau perhitungan barang akan berdampak pada jumlah perkiraan persediaan.
Misalnya, dalam catatan, menunjukan bahwa stok barang sudah menipis dan Anda perlu memperbarui stok kembali, namun, ternyata terjadi kesalahan dalam perhitungan yang menyebabkan stok nyata di dalam gudang justru jauh lebih banyak dibandingkan dengan data yang dicatat. Hal ini tentu akan berakibat fatal bagi bisnis Anda.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk melakukan perhitungan yang akurat dan menyesuaikan stok barang dengan persediaan barang nyata di dalam gudang. Jika tidak, risiko persediaan barang yang berlebih pun bisa terjadi dan akan mengakibatkan kerugian.
Kualitas Barang yang Buruk
Alasan lainnya yang menjadi faktor penyebab terjadinya dead stock adalah karena kualitas barang yang buruk. Hal ini dapat terjadi karena produk gagal melewati pengecekan kualitas atau quality control, sehingga mengakibatkan barang yang diterima dan masuk ke gudang untuk dijual berada dalam kualitas yang buruk. Jika barang tersebut sampai ke tangan penjual, tentu akan berakibat fatal pada bisnis Anda.
Oleh karena itu, penting untuk selalu melakukan pengecekan pada setiap barang yang masuk ke gudang. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecacatan barang yang akan menumpuk sebagai persediaan dead stock karena tidak bisa dijual kembali.
Minimum Order dari Supplier
Faktor lainnya yang menyebabkan persediaan barang menjadi dead stock adalah karena minimum order yang ditetapkan oleh supplier. Terkadang, beberapa supplier menetapkan minimum order yang harus dibeli jika ingin membeli barang dari mereka.
Hal ini menyebabkan Anda terpaksa harus membeli jumlah barang dari supplier tersebut walaupun tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan barang di gudang Anda. Akibatnya, stok barang persediaan akan menjadi lebih banyak dan nantinya bisa menyebabkan dead stock.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memilih supplier yang terpercaya dan mampu untuk bekerja sama dengan Anda. Dengan begitu, Anda bisa menyesuaikan kebutuhan barang dengan supplier Anda.
Penataan Barang yang Buruk
Penataan gudang yang buruk juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya dead stock. Jika penataan gudang buruk, tentu akan mempersulit staff gudang dalam melakukan stock opname dan pencatatan barang untuk digunakan sebagai pertimbangan pembelian barang selanjutnya.
Terlebih lagi, jika terdapat barang yang tercampur atau terselip di antara rak gudang, tentu akan membuat barang-barang tersebut akan berakhir menjadi dead stock karena disimpan terlalu lama di gudang. Oleh karena itu, penting untuk mengatur tata letak barang di gudang dengan benar agar tidak ada barang berlebih yang tersisa dan mengakibatkan dead stock.
Baca juga: 6 Tips Menyimpan dan Cara Menata Barang di Gudang agar Awet
Tips Mengatasi Dead Stock
Setelah mengetahui faktor penyebab terjadinya dead stock, Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Berikut ini akan dibahas tips mengatasi dead stock agar bisnis Anda terhindar dari persediaan deadstock. Yuk, simak!
Memberikan Diskon kepada Pelanggan
Salah satu tips untuk mengatasi dead stock karena persediaan yang berlebih adalah dengan memberikan diskon kepada pelanggan. Dengan memberikan diskon, maka permintaan pelanggan terhadap barang akan menjadi tinggi, sehingga barang akan cepat laku terjual dan tidak tersimpan di dalam gudang terlalu lama.
Selain itu, penjualan produk yang Anda lakukan juga akan membuat Anda mendapatkan keuntungan yang bisa Anda gunakan untuk memulihkan beberapa biaya produksi serta meningkatkan ruang penyimpanan gudang Anda. Namun, sebagai tips, pastikan untuk memberikan diskon yang menarik, sehingga semakin banyak pula pelanggan yang tertarik dengan produk yang Anda tawarkan.
Bundling Paket Produk
Tips lainya yang bisa Anda terapkan dalam bisnis Anda untuk mengatasi dead stock adalah dengan menerapkan bundling paket produk. Teknik ini berarti menggabungkan persediaan barang yang kurang laku dengan persediaan yang laris agar barang yang tersedia di gudang tidak mengalami dead stock.
Anda dapat menjual paket barang ini dengan harga yang lebih murah dan memberikan diskon untuk menarik pelanggan membeli produk yang Anda tawarkan. Dengan begitu, risiko barang mengalami dead stock dapat diminimalisir.
Jual di Marketplace
Salah satu tips yang bisa Anda coba untuk meminimalisir terjadinya dead stock adalah dengan menjual barang melalui berbagai marketplace seperti, Tokopedia, Shopee, Lazada, Bukalapak dan masih banyak lagi.
Sebab, saat ini banyak orang memilih untuk membeli produk secara online, maka hal ini bisa jadi peluang yang tepat bagi Anda untuk menjual produk-produk Anda dengan harga yang murah. Selain itu, dengan berjualan di marketplace, Anda bisa meraih jangkauan pasar yang lebih luas, sehingga semakin banyak orang yang akhirnya membeli produk Anda
Mengembalikan Produk ke Supplier
Mengembalikan persediaan stok yang berlebih kepada supplier Anda juga bisa menjadi pilihan yang patut Anda coba. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya penumpukan barang berlebih di gudang yang akan mengakibatkan dead stock.
Oleh karena itu, jika memungkinkan, ajukan pengembalian barang kepada supplier, sehingga persediaan stok Anda akan dapat memenuhi permintaan dengan tepat, tidak kekurangan atau berlebihan.
Donasi untuk Amal
Cara selanjutnya yang bisa Anda coba adalah dengan mendonasikan produk Anda dalam kegiatan amal. Dibandingkan membuang barang dead stock begitu saja, tentu akan lebih baik jika Anda menyumbangkan barang tersebut dalam kegiatan amal. Jadi, produk Anda tidak akan berakhir begitu saja di dalam tong sampah.
Ginee WMS: Solusi Atasi Dead Stock Barang Anda!
Jika Anda mengalami kesulitan dalam mengelola persediaan barang hingga mengakibatkan barang menjadi dead stock dan tidak dapat dijual lagi, maka, tidak perlu khawatir. Anda dapat memanfaatkan fitur Ginee WMS dari Ginee Indonesia untuk membantu Anda mengelola persediaan barang sesuai permintaan. Jadi, tidak perlu takut terjadi dead stock lagi.
Selain itu, fitur yang tersedia di dalam Ginee WMS ini juga bisa membantu Anda mulai dari pelacakan barang, manajemen pesanan, perhitungan atau stock opname, hingga pengiriman barang ke konsumen secara otomatis, sehingga dapat menghemat waktu, biaya dan pastinya aman. Jadi, tidak perlu lagi mengelolanya secara manual. Tunggu apa lagi? Yuk, coba Ginee WMS sekarang!