“Badai pasti berlalu”, ungkapan itu seringkali terdengar untuk menggambarkan bahwa semua permasalahan akan berlalu dan akan kembali normal seperti seharusnya. Persoalannya, apakah kamu termasuk golongan orang yang bisa segera beranjak bangkit usai badai reda dan menikmati keindahan pelangi, atau malah sulit beranjak karena masih kelimpungan diterjang badai.
Dalam hal ini, perumpamaan badai dan pelangi bisa menggambarkan kondisi krisis ekonomi akibat Pandemi Covid-19 yang segera berakhir dan berganti menjadi periode normal baru atau new normal. Sebagai pelaku usaha dan praktisi ekonomi, kamu tentu berharap bisa segera bangkit dari masa krisis dan mampu mengambil peluang usaha ketika fase normal baru datang.
Untuk itu, kamu perlu menjalankan beberapa langkah mengatur kembali keuangan usaha usai menghadapi kondisi krisis agar lebih siap menghadapi fase new normal. Langkah yang dimaksud antara lain, atur ulang kondisi arus kas, dan memeriksa posisi kas, termasuk dana darurat. Selain itu, mengevaluasi posisi utang dan piutang perusahaan, bergegas meningkatkan penghasilan, dan lakukan ekspansi bisnis demi kejar ketinggalan.
Periksa Posisi Kas dan Dana Darurat
Langkah awal yang perlu dilakukan untuk bersiap diri menghadapi kondisi new normal ialah memeriksa berbagai komponen pemasukan dan pengeluaran dalam proses bisnis. Dari sisi pemasukan, pengecekan posisi kas dan dana darurat yang dimiliki perusahaan selama masa krisis atau sebelum periode new normal menjadi hal yang penting. Pasalnya, hal itu akan mempengaruhi rencana bisnis saat new normal di masa mendatang.
Dari sisi pengeluaran, kamu bisa memeriksa biaya-biaya apa saja yang sebelumnya dipangkas dengan tujuan berhemat ketika kondisi krisis berlangsung. Kemudian, mempertimbangkan biaya yang perlu ditambah untuk memperlancar proses produksi saat new normal, setelah sebelumnya banyak berhemat.
Atur Ulang Kondisi Arus Kas
Langkah selanjutnya adalah mengatur ulang kondisi arus kas perusahaan. Kamu bisa merencanakan ulang strategi arus kas yang tepat sesuai dengan proyeksi perubahan yang terjadi di masa depan. Perencanaan ulang termasuk soal perubahan anggaran keuangan sesuai taksiran aktivitas usaha baru dalam fase new normal. Hal ini akan menghasilkan ekspektasi arus kas dan posisi keuangan sesuai dengan rencana kegiatan usaha.
Merencanakan ulang anggaran dalam arus kas bisa berpatokan pada nilai-nilai masa lalu, sehingga memperoleh perbandingan antara kondisi pemasukan dan biaya-biaya sebelum krisis dan saat krisis. Mengacu pada data tersebut, kamu bisa menentukan rencana anggaran untuk masa new normal. Misalnya, kembali meningkatkan target pemasukan dan biaya-biaya seiring proses produksi yang diperkirakan meningkat.
Evaluasi Utang Piutang
Evaluasi utang perusahaan bisa diawali dengan mengurutkan utang dari yang nominal terbesar hingga terkecil dan tenor paling pendek hingga paling panjang, atau sebaliknya. Dengan demikian, kamu memperoleh gambaran terkait posisi utang dan kewajiban lain yang perlu dilunasi.
Langkah selanjutnya, membuat prioritas kewajiban mana saja yang perlu dibayarkan terlebih dahulu, dan kewajiban apa yang dianggap lunak sehingga bisa ditunda tanpa merugikan perusahaan di kemudian hari.
Tingkatkan Penghasilan
Langkah berikutnya ialah berupaya meningkatkan penghasilan untuk mengembalikan performa perusahaan saat new normal setidaknya sama seperti kondisi sebelum krisis. Ketika masa krisis berlangsung, kamu harus jeli melihat perubahan perilaku konsumen, termasuk bagaimana perubahan pola pembelian yang terjadi.
Apakah perubahan perilaku konsumen saat krisis akan berlanjut pada masa new normal atau hanya terjadi sementara? Jika berpotensi berlanjut menjadi budaya yang mapan, maka kamu bisa mengambil peluang usaha baru. Intinya, keluar dari zona nyaman dan berpikir out of the box merupakan sebuah keharusan agar bisa mempertahankan bisnis.
Ekspansi Demi Kejar Ketinggalan
Sebelum menentukan ekspansi bisnis, kamu disarankan menyusun rencana yang matang agar bisa lebih mudah mengontrol arah bisnis di masa mendatang, terutama saat fase new normal. Beberapa faktor yang seharusnya menjadi pertimbangan dalam melakukan pengembangan bisnis ialah seberapa besar potensi konsumen, jumlah dan nilai penjualan, serta potensi pasar baru yang tersedia.
Ekspansi bukan hanya berarti menambah jumlah cabang usaha atau memperluas area usaha, tetapi juga menambah produk dan layanan bisnis. Penentuan bentuk ekspansi bisa didasari oleh perubahan perilaku konsumen dan kondisi lingkungan saat new normal tiba. Pada akhirnya, tujuan ekspansi ialah meningkatkan jumlah konsumen, memperluas jangkauan terhadap konsumen dan mencari target pasar baru.
Dan itulah beberapa cara untuk mengatur ulang keuangan bisnis kamu menjelang fase new normal ini terjadi.