Jika Anda seorang pebisnis, mungkin Anda pernah mengalami yang namanya rugi karena produksi barang yang berlebih. Kalau begitu, mungkin Anda perlu melakukan yang namanya forecasting. Forecasting adalah salah satu teknik yang bisa dipakai agar membuat bisnis online Anda semakin efektif. Dengan forecasting, Anda dapat memperkirakan jumlah produksi yang tepat agar tidak merugi dalam bisnis Anda.
Terdengar hebat, bukan? Nah, jika Anda termasuk pebisnis yang bingung berapa harus memproduksi barang, Anda bisa simak lebih jauh mengenai forecasting di bawah ini!
Apa yang Dimaksud dengan Forecasting?
Arti forecast adalah memperkirakan atau meramal sesuatu. Anda mungkin pernah mendengar istilah weather forecast di televisi. Dalam segmen tersebut, pembawa acara akan memperkirakan cuaca agar masyarakat bisa bersiap-siap menghadapi cuaca tersebut.
Dalam bisnis, metode forecasting adalah metode yang dipakai untuk merencanakan dan mengontrol produksi. Tak hanya itu, forecasting juga merupakan alat bantu untuk merencanakan produksi yang efektif dan efisien.
Merencanakan produksi sangat penting, karena jumlah yang tidak tepat tentu akan terbuang sia-sia. Jika memproduksi terlalu banyak dan tidak laku, maka akan merugi. Bila memproduksi terlalu sedikit, tidak semua konsumen akan dapat barang yang mereka inginkan. Akibatnya, mereka pun akan kecewa dan tak mau kembali lagi ke toko Anda.
Contoh forecasting adalah ketika Natal tiba, permintaan pohon Natal pasti akan meningkat. Nah, teknik forecasting yang tepat akan bisa memprediksi tingkat permintaan pohon Natal tersebut agar produksi pohon Natal pun tidak akan kurang atau berlebih.
Forecasting berbeda dengan budgeting, di mana forecasting berfokus pada perkiraan bisnis di masa depan, sedangkan budgeting berfokus pada perkiraan dari segi keuangan.
Anda sudah paham apa yang dimaksud dengan forecasting, tapi bagaimana dengan tujuannya? Apa yang membuat forecasting menjadi teknik yang bagus untuk praktik bisnis Anda? Jika Anda ingin tahu tujuan dan manfaat dari forecasting, Anda bisa lihat di bawah ini.
Baca juga: Manfaat Budgeting dalam Berjualan Online yang Harus Diketahui
Apa Tujuan dari Forecasting?
Tujuan forecasting adalah untuk memprediksi tingkat permintaan suatu produk agar upaya produksi yang dikeluarkan bisa sesuai dengan demand yang ada di pasaran. Biasanya, fungsi forecasting akan terlihat saat keputusan hendak diambil. Keputusan yang baik adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan yang matang atas sesuatu yang akan terjadi saat keputusan itu dibuat dan dilaksanakan.
Lebih lengkapnya, tujuan dari forecasting adalah untuk mengkaji kebijakan bisnis yang berlaku baik di masa sekarang ataupun yang sudah lewat, serta melihat sejauh mana pengaruh di masa yang akan datang.
Ambil contoh forecasting perusahaan yang mempunyai kebijakan bahwa barang yang telah dibeli tidak bisa dikembalikan ke penjual. Dengan mengkaji kebijakan bisnis tersebut, perusahaan dapat memperkirakan apakah kebijakan ini akan membuat perusahaan tersebut tetap untung atau malah merugi di masa yang akan datang.
Pendeknya, business forecasting adalah teknik yang sangat penting untuk bisnis Anda, karena Anda bisa merencanakan lebih matang kebijakan produksi bisnis tersebut. Dengan perencanaan yang baik, Anda bisa memperkecil kerugian yang terjadi dalam menjalankan suatu usaha.
Apa Saja Metode Forecasting Penjualan?
Dalam forecasting, ada dua metode yang dipakai untuk memperkirakan tingkat permintaan suatu produk agar sesuai dengan produksi. Keduanya tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan forecasting dalam menjalankannya.
Jika Anda penasaran mengenai hal tersebut, silahkan simak tulisan di bawah ini. Jenis-jenis forecasting sesuai metodenya adalah sebagai berikut:
Metode Kualitatif
Menggunakan metode kualitatif untuk melakukan forecast artinya bergantung pada penilaian pribadi para ahli. Oleh karena itu, dalam penggunaan metode ini, biasanya perusahaan bersifat subjektif.
Perkiraan dengan metode ini sering kali bias karena jarang menggunakan data-data dari perusahaan, melainkan data-data deskriptif yang berasal dari para ahli.
Akibatnya, kelemahan dari metode kualitatif ini adalah bisa jadi data yang dihasilkan tidak akurat. Biasanya, metode kualitatif digunakan untuk melakukan riset pasar. Data dari metode yang satu ini dapat diperoleh melalui survei pasar, opini eksekutif, gabungan tenaga penjualan, atau dengan metode lain yang bernama metode Delphi.
Metode Delphi menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data, namun jawaban yang diperoleh dari metode tersebut akan disederhanakan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada para ahli untuk dianalisis dan diramalkan.
Metode Kuantitatif
Lain lagi dengan metode kualitatif, metode forecasting kuantitatif menggunakan data-data yang tersedia untuk memprediksi bisnis di masa depan.
Dengan kata lain, metode ini cenderung bersifat objektif. Biasanya, metode ini berhubungan dengan perhitungan matematis.
Dalam melakukan metode kuantitatif, dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu time series dan metode kausal. Metode time series menggunakan deret waktu yang didasarkan pada data-data masa lalu, sedangkan metode kausal menggunakan model sebab-akibat, misalnya permintaan yang berhubungan dengan jenis kelamin, daerah, dan bulan-bulan khusus.
Salah satu kelebihan dari metode ini tentu bisa jadi akurat karena berdasarkan data-data yang didapat dari perusahaan. Ambil contoh forecast penjualan sepatu. Jika menggunakan metode kuantitatif, data yang diperoleh akan berupa angka sepatu yang telah diproduksi, berapa sepatu yang telah terjual, dan juga berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjual sepatu tersebut.
Kedua metode ini bisa dipakai untuk merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi baik produk maupun jasa. Mau Anda pakai metode yang mana pun, hasil dari kegiatan forecasting ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan produksi bahkan hingga pemasaran. Dengan menentukan upaya produksi yang dikeluarkan, Anda pun kemudian bisa menghitung harga pokok produksi.
Baca juga: 5 Hal Penting Mengenai Harga Pokok Produksi bagi Bisnis!
Bagaimana Cara Kerja Forecasting?
Jika Anda sudah paham apa itu forecasting, maka saatnya untuk melakukan forecasting Anda sendiri. Dalam forecasting diperlukan penghitungan menggunakan rumus forecasting yang tepat. Rumus-rumus ini tentu berbeda-beda sesuai model forecast yang dipakai. Berikut dijelaskan di bawah ini.
Moving Averages Model
Jenis model rata-rata bergerak (moving averages model) merupakan model data yang menggunakan data permintaan baru untuk melakukan peramalan di masa yang akan datang. Dapat dirumuskan seperti berikut:
Rata – rata bergerak n Periode = (∑(permintaan dalam n-periode terdahulu))/n
Weighted Moving Averages Model
Jenis model rata-rata bergerak terbobot (weighted moving averages model) merupakan jenis yang lebih responsif karena melibatkan data yang diberi bobot di periode selanjutnya. Jenis model ini dapat dirumuskan seperti berikut:
Weighted MA (n) = (∑(pembobot untuk periode permintaan aktual periode n))/(∑(pembobot))
Exponential Smoothing Model
Sedangkan jenis model pemulusan eksponensial (exponential smoothing model) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
Dengan penjelasan bahwa Ft merupakan nilai ramalan untuk periode waktu atau t. Ft-1 adalah nilai ramalan untuk satu periode waktu yang lalu atau t-1. At-1 adalah nilai aktual satu periode yang lalu. Terakhir α merupakan konstanta pemulusan (smoothing constant).
Ginee Omnichannel
Anda ingin melakukan forecasting tapi kebingungan menyusun data-datanya? Pakai Ginee Omnichannel! Ginee mempunyai fitur-fitur seperti manajemen produk, pesanan, stok, laporan penjualan, dan lain-lain, yang dapat membantu Anda mendata bisnis dengan baik serta mengelola toko online Anda tanpa ribet! Ingin tahu manfaat lain dari Ginee? Segera saja daftar dan dapatkan free trial 7 hari full!