E-commerce merupakan salah satu inovasi teknologi yang banyak digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Kepraktisannya dalam membantu proses transaksi secara online berperan penting dalam populernya e-commerce di kalangan masyarakat. Namun, ada beberapa dampak e-commerce bagi lingkungan dan ekonomi yang mungkin belum disadari oleh banyak orang.

Seperti halnya sistem lain yang digunakan oleh masyarakat, e-commerce juga memiliki dampaknya sendiri, baik negatif maupun positif. Penasaran dengan dampak e-business bagi masyarakat modern dan tradisional dalam sektor ekonomi dan lingkungan? Simak terus artikel ini!

Baca juga: 5 Tips Menjalankan Usaha yang Ramah Lingkungan Masa Kini

New ID ERP CTA Reusable Block 01

Dampak E-Commerce terhadap Ekonomi Indonesia

E-commerce merupakan sebuah sistem yang meliputi penyebaran, penjualan, pembelian, serta pemasaran barang ataupun jasa yang memanfaatkan teknologi seperti internet, TV, dan lainnya. Jadi, selain jual beli online, iklan di TV yang sering Anda lihat juga merupakan sebuah kegiatan e-commerce, lho! 

Pengaruh e-commerce terhadap pasar tradisional pun sangat terasa, karena banyak pengguna yang beralih menggunakan e-commerce dibanding berbelanja secara tradisional. 

Statistika mencatat jumlah pengguna e-commerce di Indonesia pada 2017 mencapai 139 juta pengguna, kemudian pada 2018, jumlahnya naik 10,8% menjadi 154,1 juta pengguna. Lalu, pada tahun 2021, jumlahnya kembali naik mencapai 193,2 juta pengguna dan diprediksi akan mencapai 212,2 juta pengguna pada 2023.

Meskipun begitu, maraknya penggunaan e-commerce juga berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Dampak positif e-commerce pada ekonomi Indonesia menjadikan e-commerce sebagai salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor e-commerce Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 52% dalam transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV), lalu diprediksi akan naik sebesar 18% pada tahun 2025.

New ID ERP CTA Reusable Block 02

Dampak E-Commerce terhadap Lingkungan

Dampak lain yang diberikan e-commerce adalah dampak bagi lingkungan sekitar. Namun, untuk dampak e-commerce terhadap lingkungan, dampak yang paling dirasakan adalah dampak negatifnya. Dampak negatif e-commerce bagi lingkungan berkaitan erat dengan sampah dan juga jejak karbon yang dihasilkan dari setiap transaksi e-commerce.

Merujuk kepada hasil studi LIPI, aktivitas belanja online masyarakat berbentuk paket selama pandemi meningkat 62% di DKI Jakarta. Paket belanja tersebut meliputi 96% paket yang dibungkus dengan plastik tebal dan ditambah dengan bubble wrap, menjadikan selotip, bungkus plastik, dan bubble wrap sebagai pembungkus berbahan plastik yang paling sering ditemukan dalam pembuangan sampah.

Berdasarkan data dari WWF, Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi plastik terbanyak di Asia pada 2016, yaitu mencapai 12.5 kg per kapita.

Berdasarkan komposisinya, sampah plastik di Indonesia berkontribusi sebanyak 17,1%, dimana mayoritas sampah atau 37 persennya merupakan sampah plastik dalam bentuk karung pengiriman, tas belanja, dan selotip. 

Sementara itu, McKinsey Global Institute juga memperkirakan jika penggunaan plastik limbah kemasan akan meningkat menjadi 7.5 juta ton pada 2030 dari sebelumnya, yaitu 5.3 ton di 2019.

Dampak lain e-commerce bagi lingkungan adalah dengan meningkatnya carbon footprint atau jejak karbon dari setiap transaksi e-commerce. Jejak karbon dapat dihasilkan dari pengiriman paket belanja online yang mengandalkan transportasi seperti pesawat, mobil, dan motor. 

Menurut data dari International Energy Agency, total emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan sepanjang 2020 mencapai 33,9 gigaton (Gt). 13,5 Gt dari total tersebut berasal dari listrik dan pemanas, yang merupakan total emisi tertinggi dibanding sektor lain.

Selain itu, sektor industri menyumbang 8,5 Gt emisi karbon, diikuti sektor transportasi sebesar 7,2 Gt, dan gedung-gedung yang menghasilkan 2,9 Gt emisi karbon pada tahun yang sama. Di luar sektor-sektor tersebut, sebanyak 1,9 Gt emisi karbon berasal merupakan hasil dari sektor-sektor lainnya.

New ID ERP CTA Reusable Block 04

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan memproduksi dan juga mengantar paket menyumbang emisi karbon dengan jumlah besar, dilihat dari jumlah total emisi yang dihasilkan dari sektor transportasi dan industri yang berkaitan erat dengan sektor e-commerce. Hal ini pun membuat konsumen khawatir.

Tindakan yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Lingkungan

Untuk mengatasi kekhawatiran konsumen terhadap dampak buruk e-commerce bagi lingkungan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Yuk, simak beberapa tipsnya di bawah ini!

Gunakan Packaging Ramah Lingkungan

Tips pertama adalah dengan beralih menggunakan packaging yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan packaging ramah lingkungan, seperti kertas, plastik singkong, dan lainnya. Anda juga bisa mengganti bubble wrap untuk packing barang pecah belah menjadi shredded paper atau alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.

Baca juga: 5 Alasan Bisnis Eco Friendly Jadi Peluang Menjanjikan!

Kurangi Penggunaan Staples dan Selotip

Biasanya, dalam sebuah paket e-commerce, packaging yang datang penuh dengan selotip atau stapler. Tujuannya memang agar paket lebih aman, namun, karena banyaknya sampah stapler dan selotip, usahakan untuk mengurangi penggunaannya dalam packaging barang dan hanya gunakan dalam jumlah yang wajar saja.

Kirim Barang Secara Bersamaan

Tips terakhir adalah dengan mengirim barang secara bersamaan. Sebagai penjual, Anda bisa memberikan pilihan kepada konsumen Anda untuk mengirimkan barangnya secara bersamaan guna meminimalisir packaging berlebihan. 

New ID ERP CTA Reusable Block 05

Anda juga bisa memanfaatkan fitur yang disediakan marketplace, seperti fitur combine order yang ada di TikTok Shop untuk menjadikan satu beberapa pesanan milik seorang konsumen dengan alamat yang sama.

Bisnis Ramah Lingkungan Bikin Kewalahan karena Pesanan Membludak? Pakai Ginee!

Memulai bisnis pakai tips berbasis ramah lingkungan tentunya akan mendatangkan banyak konsumen baru untuk bisnis Anda. Buktinya, sudah banyak, lho, perusahaan yang pakai campaign ramah lingkungan dan mendapat pembeli loyal! Tapi, bisa jadi, pesanan di toko Anda pun pasti akan membludak.

Hati-hati, mengelola pesanan yang membludak dari banyak toko tentu bukan hal yang mudah. Namun, tenang saja, Ginee Omnichannel akan membantu Anda mengelola pesanan dari semua toko Anda tersebut!

Dengan Ginee, Anda bisa mengelola semua toko online Anda di marketplace yang berbeda-beda hanya dengan satu dashboard saja. Nah, dengan begitu, Anda akan mengurangi kesalahan seperti kebanyakan cetak resi, kesalahan dalam manajemen stok, dan lain sebagainya. Ingin menikmati kemudahan mengelola toko online Anda? Yuk, coba dan daftar Ginee sekarang!

Ginee Indonesia, Tool Bisnis Online Paling Kredibel

Punya kesulitan mengelola toko online yang terdaftar di berbagai marketplace? No worries, Ginee Indonesia hadir untuk Anda! Ginee adalah sistem bisnis berbasis Omnichannel Cloud yang menyediakan berbagai fitur andalan lengkap guna mempermudah pengelolaan semua toko online yang Anda miliki hanya dalam satu platform saja!

Fitur dari Ginee beragam, lho! mulai dari manajemen produk, laporan penjualan, Ginee WMS, yang artinya Anda dapat mengelola manajemen pergudangan dengan lebih mudah, Ginee Chat yang memungkinkan Anda mengelola chat pelanggan dari berbagai platform, hingga Ginee Ads untuk kelola semua iklanmu di berbagai platform. Yuk, daftar Ginee Indonesia sekarang FREE!

  1. Mengelola pesanan dan stok untuk semua toko online Anda
    • Update secara otomatis pesanan dan stok
    • Mengelola stok produk yang terjual cepat dengan mudah
    • Memproses pesanan dan pengiriman dalam satu sistem
  2. Mengelola penjualan dengan sistem manajemen digital
    • Membership dan database pelanggan secara menyeluruh
    • Prediksi bisnis dengan Fitur Analisa Bisnis di Ginee
    • Memantau laporan dengan menyesuaikan data, keuntungan, dan laporan pelanggan
New ID ERP CTA Reusable Block 03