Pada saat ini dunia termasuk Indonesia sedang mengalami krisis pandemi Covid-19. Virus ini pun berhasil merubah perilaku masyarakat dalam segi ekonomi dan bisnis.

Membahas perubahan perilaku konsumen, kamu sebagai pebisnis harus mengetahui perubahan tersebut untuk menyesuaikan strategi bisnis selama pandemi ini. Perilaku konsumen sendiri memiliki arti sebagai proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Konsumen pada saat ini akan cenderung tidak melihat nilai suatu barang daripada harga barang itu sendiri. Hal ini dapat diartikan ganda. Pertama adalah korelasi dengan teori permintaan di mana semakin sedikit barang maka semakin tinggi harga yang diberikan. Konsumen pun akan cenderung menanggalkan persepsi harganya.

Kedua, konsumen sebisa mungkin menahan uangnya dan akan membeli barang yang dianggapnya memiliki nilai yang sangat penting.

Beberapa perubahan perilaku konsumen pada saat pandemi Covid-19 yang sudah kami rangkum sebagai berikut:

  1. Berfokus pada Nilai

Seperti yang sudah dijelaskan, konsumen akan lebih berfokus pada produk-produk yang memiliki nilai bagi kehidupannya. Konsumen akan cenderung mengenyampingkan ego atau hedonisme mereka.

Selain itu, produk kesehatan seperti makanan sehat, suplemen, atau minuman-minuman kaya gizi akan menjadi hal yang paling dicari oleh konsumen.

Nilai yang dicari konsumen juga bukan hanya nilai fisik, namun seperti nilai pengetahuan. Terlebih orang-orang menyadari akan pasca-krisis di mana persaingan kerja menjadi semakin ketat. Produk-produk seperti buku, kursus online, atau kelas singkat online juga menjadi peluang bagi kamu.

  1. Kembali Membangun Awareness

Saat krisis, konsumen cenderung melupakan atau bahkan sudah tidak sadar akan keberadaan suatu brand. Konsumen cenderung bertanya-tanya pada “kapan pandemi ini akan berakhir?”

Sebagai pelaku bisnis, kamu perlu mempersiapkan atau bahkan meningkatkan brand awareness saat pandemi. Misalnya saja menerapkan sistem konsumen berbelanja dan konsumen akan mendapatkan keuntungan tertentu ketika telah membeli jumlah item yang ditentukan dalam periode tertentu. Loyalty konsumen perlahan-lahan dapat membangkitkan brand awareness kamu kepada konsumen.

Sebagai pelaku bisnis, kamu juga dapat mengandalkan social responsibility untuk membangun simpati dan keterlibatan konsumen kamu. Kegiatan yang dilakukan dapat seperti mengadakan amal secara mandiri atau kolaboratif.

Kamu juga dapat membangun kampanye pasca-pandemi. Misalnya mempersiapkan fitur baru pada produk, resep baru pada menu makanan restoran, dan hal-hal lainnya yang dapat meningkatkan awareness konsumen.

  1. Pengguna Online Tidak Hanya Generasi Millennial

Pada awalnya, konsumen online didominasi oleh generasi-generasi millennial. Industri yang konsumennya memang untuk generasi millennial sudah sejak lama mengandalkan e-commerce sebagai sarana transaksi jual-beli. Namun bagaimana dengan pebisnis yang menargetkan produknya pada konsumen yang lebih tua?

konsumen online pada pandemi juga akan didominasi oleh generasi satu tingkat diatas generasi X. Pada saat pandemi berakhir atau bahkan saat pandemi, pebisnis harus lebih peka terhadap generasi tertua ini dan mampu menyasar pada semua kalangan baik dari segi produk dan pemasaran.

  1. Meningkatnya Tren Group Buying

Group buying sendiri adalah pembelian kolektif dari beberapa pembeli untuk mengaktifkan diskon. Karena kecenderungan orang sulit untuk mengeluarkan uang lebih saat pandemi, orang-orang akan bekerjasama untuk membeli barang tertentu untuk mendapatkan potongan harga.

Begitulah beberapa perubahan perilaku konsumen pada saat pandemi Covid-19. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kamu melanjutkan usaha bisnis yang sedang kamu jalankan. Tetap mengikuti protokol kesahatan dan terus menjaga kesehatan ya!