Dalam dunia yang serba digital ini, telah banyak software atau aplikasi yang mempermudah hidup manusia. Tidak sedikit dari aplikasi-aplikasi tersebut yang berhubungan satu sama lain dan memiliki potensi yang lebih besar jika diintegrasikan. Nah, API itulah yang dapat menghubungkan dua aplikasi tersebut.
Untuk Anda yang bekerja sebagai developer, tentunya sudah tidak asing dengan API. Namun, bagi Anda yang masih awam, di artikel ini Ginee akan membahas secara lengkap mengenai apa itu API, ragam jenis API, manfaat dan fungsi dari API, hingga cara kerja API.
Menarik, bukan? Selamat membaca, ya!
Apa itu API?
API adalah singkatan dari Application Programming Interface, yang merupakan serangkaian protokol dan alat untuk membangun aplikasi perangkat lunak. API menentukan bagaimana berbagai komponen perangkat lunak bisa terhubung dan berinteraksi satu sama lain, memungkinkan adanya komunikasi dan pertukaran informasi.
API sendiri telah ada sejak awal pengembangan perangkat lunak, dan telah berevolusi secara signifikan dari waktu ke waktu. Seiring teknologi terus berkembang, diharapkan API akan menjadi lebih serbaguna dan kuat, memungkinkan bentuk baru integrasi dan pengembangan perangkat lunak.
Sistem API memiliki beberapa tujuan, yang paling signifikan adalah memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk membuat aplikasi baru yang dapat terintegrasi dengan sistem perangkat lunak yang sudah ada.
Jadi, daripada memulai dari awal, developer dapat menggunakan API untuk membangun fungsionalitas pada aplikasi yang sudah ada, sehingga menghemat waktu dan biaya pengembangan.
Sistem API juga memungkinkan berbagai aplikasi perangkat lunak untuk berbagi data satu sama lain. Misalnya, berbagai marketplace dapat menggunakan API untuk mengakses informasi pengiriman dari sistem penyedia logistik, sehingga situs web dapat memberikan perkiraan pengiriman yang akurat kepada pelanggan. Contohnya adalah Tokopedia API.
Tujuan penting lain dari API adalah untuk menyederhanakan kompleksitas pengembangan perangkat lunak. Dengan menyediakan antarmuka standar untuk komunikasi antara komponen perangkat lunak yang berbeda, API memudahkan pengembang untuk membuat aplikasi perangkat lunak yang dapat berfungsi di berbagai platform dan perangkat.
Secara keseluruhan, Sistem API memainkan peran penting dalam pengembangan perangkat lunak modern. Mereka memungkinkan aplikasi perangkat lunak untuk berkomunikasi dan bertukar informasi, memfasilitasi pengembangan aplikasi baru, dan menyederhanakan kompleksitas pengembangan perangkat lunak.
Jenis-Jenis API
Agar Anda lebih mengetahui lebih dalam lagi mengenai API, pastikan Anda juga mengenai jenis-jenis API yang tersedia. Secara umum, terdapat 6 jenis API, yakni:
1. Open API
Open API, juga dikenal sebagai public API, tersedia untuk pengembang dan juga pengguna lainnya tanpa batasan yang berarti. API ini memungkinkan pengembang untuk mengakses data dan fungsionalitas yang tersedia untuk umum.
Contohnya adalah data cuaca atau feed media sosial, untuk digunakan dalam aplikasi mereka sendiri atau marketplace yang menyediakan Open API bagi penjual yang memiliki sistem pemrosesan pesanan sendiri, seperti Shopee API.
2. Internal API
Internal API, atau juga dikenal sebagai private API, dirancang untuk digunakan di dalam satu organisasi atau perusahaan tertentu secara tertutup. API ini memungkinkan berbagai departemen atau satuan di dalam organisasi yang sama untuk dapat berkomunikasi dan berbagi data satu sama lain.
3. Partner API
Partner API adalah API yang dirancang untuk digunakan oleh mitra tertentu dari sebuah organisasi. API ini sering digunakan untuk memungkinkan integrasi antara produk dan layanan perusahaan dengan produk dan layanan mitranya. Dengan kata lain, batasannya adalah antara dua organisasi.
4. Composite API
Composite API menggabungkan data dan fungsionalitas dari beberapa sumber, seperti internal dan external API, untuk membuat antarmuka tunggal dan terpadu bagi pengembang.
5. REST API
REST (Representational State Transfer) API adalah jenis API web yang populer yang menggunakan permintaan HTTP untuk melakukan operasi seperti pengambilan atau pembaruan data. API ini dirancang dengan seringan mungkin, sehingga banyak digunakan dalam aplikasi web dan mobile.
6. SOAP API
SOAP (Simple Object Access Protocol) API adalah jenis API web yang lebih lama yang menggunakan pesan berbasis XML untuk melakukan operasi. API ini sering digunakan dalam aplikasi tingkat enterprise, di mana keamanan dan keandalan sangat penting.
Pada intinya, setiap jenis API memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri, dan cocok untuk kasus penggunaan yang berbeda. Dengan memahami berbagai jenis API dan keuntungan masing-masing, pengembang dapat memilih API yang tepat untuk kebutuhan mereka dan membangun aplikasi yang lebih efektif dan efisien.
Arsitektur API
Dalam pelaksanaannya, terdapat berbagai macam arsitektur API yang berbeda. Masing-masing arsitektur API ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam merancang dan membangun API, yang dapat mempengaruhi performa, skalabilitas, keamanan, dan kemudahan penggunaannya. Apa saja arsitektur API yang sering ditemukan?
1. Arsitektur API REST (Representational State Transfer)
API REST adalah arsitektur API yang populer digunakan untuk API berbasis web, yang sangat populer berkat kemudahannya untuk digunakan.
API RESTful menggunakan metode HTTP seperti GET, POST, PUT, dan DELETE untuk melakukan operasi CRUD (Create, Read, Update, Delete) pada sumber daya. API REST menggunakan antarmuka yang seragam, karena itulah cukup mudah untuk digunakan.
2. Arsitektur API SOAP (Simple Object Access Protocol)
SOAP adalah protokol pertukaran pesan berbasis XML untuk pertukaran informasi terstruktur antar aplikasi. API SOAP menggunakan XML untuk mengemas data dan seperangkat aturan untuk memproses data tersebut.
API SOAP memerlukan file bahasa definisi layanan web (WSDL) yang menyediakan struktur API dan cara mengaksesnya. API SOAP mungkin akan lebih kompleks dan sulit digunakan jika dibandingkan dengan API REST, tetapi sangat aman, lho!
3. Arsitektur API GraphQL
GraphQL API adalah jenis API yang memungkinkan klien (seperti sebuah situs web atau aplikasi) untuk memilih persis data apa yang ingin mereka terima dari server. Hal ini dapat membuat permintaan lebih efisien karena klien hanya mendapatkan data yang mereka butuhkan.
API ini menggunakan “schema” untuk menentukan model data, yang hanya berarti menentukan jenis data apa yang bisa diminta. Arsitektur API GraphQL bisa lebih mudah digunakan daripada jenis API lainnya, tetapi mungkin memerlukan lebih banyak pengaturan dan konfigurasi.
4. Arsitektur API RPC (Remote Procedure Call)
RPC adalah protokol yang memungkinkan klien untuk memanggil metode pada server seolah-olah itu adalah panggilan fungsi lokal. API RPC menggunakan seperangkat prosedur atau metode yang didefinisikan pada server dan terbuka untuk klien.
API RPC dapat menggunakan protokol transport yang berbeda seperti HTTP, TCP, atau UDP. API RPC dapat lebih mudah digunakan daripada API REST, tetapi mungkin tidak se scalable.
5. Arsitektur API Webhooks
Webhooks adalah cara sederhana untuk mengirim notifikasi real-time ke klien ketika suatu hal atau event tertentu terjadi di pihak server.
Webhook dapat digunakan untuk mengotomatisasi alur kerja, memperbarui data, atau memicu tindakan tertentu di pihak klien. Arsitektur API Webhooks mungkin lebih sulit digunakan daripada arsitektur API REST, tetapi sangat efisien untuk komunikasi real-time.
Apa Saja Manfaat API?
Setelah mengetahui jenis-jenis dan arsitektur dari API, penting bagi Anda untuk juga mengenal apa saja fungsi API. Berikut 5 fungsi sistem API yang harus Anda ketahui:
1. Meningkatkan Efisiensi Kerja
API memungkinkan sistem perangkat lunak yang berbeda untuk berkomunikasi dan berbagi data satu sama lain, yang dapat meningkatkan efisiensi dan mengoptimalkan alur kerja.
Misalnya, sebuah perusahaan e-commerce dapat menggunakan API untuk secara otomatis mengambil informasi pengiriman dari penyedia logistik, daripada harus memasukkan informasi tersebut secara manual ke dalam sistem mereka.
2. Memunculkan Inovasi Baru
API memungkinkan pengembang untuk mengakses data dan fungsionalitas dari aplikasi atau layanan lain, yang dapat memicu inovasi dan memunculkan produk dan layanan baru.
Misalnya, seorang pengembang aplikasi mobile dapat menggunakan API cuaca untuk menyertakan data cuaca real-time di dalam aplikasinya, memberikan informasi yang lebih berguna dan relevan bagi pengguna.
3. Meningkatkan Pelayanan Pelanggan
API dapat digunakan untuk mengintegrasikan sistem dan layanan yang berbeda, memberikan pengalaman yang lebih mulus bagi pelanggan.
Misalnya, sebuah situs pemesanan hotel dapat menggunakan API untuk mengambil informasi ketersediaan dan harga secara real-time dari berbagai hotel, memungkinkan pelanggan untuk dengan cepat dan mudah membandingkan opsi dan melakukan pemesanan.
4. Menghemat Biaya Pengembangan Aplikasi
API dapat membantu mengurangi biaya pengembangan dengan memungkinkan pengembang untuk menggunakan kembali kode dan fungsionalitas dari aplikasi atau layanan lain. Hal ini dapat menghemat waktu dan biaya dibandingkan dengan membangun semuanya dari awal.
5. Skalabilitas yang Tinggi dan Fleksibel
API dirancang untuk ringan dan mudah ditingkatkan, sehingga dapat menangani volume permintaan dan lalu lintas yang besar tanpa mempengaruhi performa. Hal ini membuatnya ideal untuk membangun aplikasi dan layanan yang perlu menangani jumlah data dan lalu lintas yang besar.
Cara Kerja API
API bekerja dengan menghubungkan dan memungkinkan komunikasi antara sistem perangkat lunak yang berbeda, sehingga data dan fungsionalitas dapat digunakan dengan lebih efisien dan efektif.
Hal ini memungkinkan aplikasi dan layanan untuk memanfaatkan fitur dan data dari sistem lain, memperluas kemampuan dan memberikan pengalaman yang lebih baik untuk pengguna.
Lebih detail lagi, berikut adalah cara kerja API:
1. Permintaan API
Pertama-tama, pengguna atau sistem perangkat lunak meminta data atau fungsionalitas tertentu dari aplikasi atau layanan melalui API.
2. Pengiriman Permintaan
Permintaan tersebut dikirim ke API, yang kemudian memeriksa kredensial pengguna (jika diperlukan) dan memvalidasi permintaan.
3. Memproses Permintaan
API kemudian memproses permintaan tersebut dan mengambil data atau melakukan fungsionalitas yang diminta. Ini mungkin melibatkan mengambil data dari sistem atau layanan lain yang terhubung melalui API.
4. Mengirimkan Respon
Setelah data atau fungsionalitas telah diproses, API mengirimkan respons kembali ke pengguna atau sistem perangkat lunak yang meminta.
5. Menerjemahkan Data
API kemudian menerjemahkan data ke dalam format yang sesuai, seperti JSON atau XML, sehingga dapat digunakan oleh sistem perangkat lunak atau pengguna.
6. Menggunakan Data
Pengguna atau sistem perangkat lunak kemudian dapat menggunakan data tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti menampilkan informasi di aplikasi atau memprosesnya lebih lanjut.
Contoh API
Untuk dapat mengenal API lebih jelas lagi, berikut Ginee telah merangkum 6 contoh API yang sering ditemukan sehari-hari, di antaranya:
1. Google Maps API
Sistem API ini memungkinkan pengembang untuk menambahkan peta dan informasi lokasi dari Google Maps ke aplikasi atau situs web mereka.
2. Twitter API
Sistem API ini memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan fungsionalitas Twitter ke dalam aplikasi atau situs web mereka, seperti memposting tweet atau membaca timeline pengguna.
3. Facebook API
Sistem API ini memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan fungsionalitas Facebook ke dalam aplikasi atau situs web mereka, seperti login dengan akun Facebook atau memposting ke halaman Facebook.
4. Lazada API
Lazada API merupakan salah satu bentuk Open API marketplace, yang memungkinkan adanya pengiriman data-data terkait penjualan dan proses transaksi kepada sistem yang dibangun oleh penjual.
5. Blibli API
Serupa dengan sebelumnya, Blibli API juga memungkinkan adanya integrasi antara interface marketplace Blibli dengan sistem omnichannel para penjualnya.
6. Bukalapak API
Merupakan contoh terakhir, Bukalapak API termasuk ke dalam Open API marketplace yang menghubungkan dan mengirimkan data-data penjualan ke sistem pemrosesan bisnis online yang dibuat atau dimiliki para sellernya.
Kesimpulan
Sistem API adalah teknologi yang dapat mempermudah hidup yang serba digital pada sekarang ini. Dengan kemampuannya untuk mengintegrasikan beberapa platform, memungkinkan adanya peningkatan efisiensi, munculnya inovasi baru, hingga penghematan biaya.
Dalam penggunaannya, pastikan Anda mengetahui terlebih dahulu skala dan juga kebutuhan dari bisnis Anda. Dengan begitu, Anda dapat memilih jenis API yang sesuai.
Butuh Banyak API Marketplace Sekaligus untuk Sistem Anda? Ginee API Solusinya!
Untuk Anda pebisnis online yang sudah bermain di skala yang besar dan memiliki sebuah sistem sendiri, tentunya sangat membutuhkan banyak API dari beragam marketplace dan e commerce di Indonesia, bukan?
Sayangnya, untuk mendapatkan API-API tersebut tidaklah sederhana, terdapat beberapa syarat dan ketentuan yang harus diikuti terlebih dahulu.
Ingin cara yang lebih mudah? Gunakan Ginee Open API! Hanya dengan berlangganan paket business+, Anda sudah mendapatkan API dari berbagai platform marketplace ternama di Indonesia sekaligus, lho!
Jadi, Anda dapat bebas menentukan untuk menggunakan sistem Anda sendiri dengan API terlengkap dari Ginee, atau gunakan saja sistem Ginee Omnichannel! Daftar Ginee sekarang dan rasakan pengalaman Open API marketplace terlengkap di Indonesia!